nasionalisme berbanding lurus dengan konflik?

Lalu mulai terlintas mengenai keadaan sekarang, dimana generasi muda yang nasionalismenya semakin berkurang. Mungkin karena kita terlalu manja sekarang ini, dimanjakan oleh fasilitas, dimanjakan oleh hiburan, dimanjakan oleh gengsi, padahal semua itu kan adalah berupa hutang yang harus kita bayar ke luar. Ternyata kenyamanan tidak selalu berimbas positif.
Terbayang juga bagaimana para pendahulu kita begitu bangganya dengan Bangsa Indonesia, walaupun kita dalam kemelaratan. Apa mungkin karena akhir2 ini kita tidak pernah mempunyai konflik yang besar dengan negara lain? saya ingat, bagaimana nasionalisme mulai tergugah ketika kita punya konflik dengan malaysia tentang kepulauan ambalat, tapi kini dingin lagi.
Saya pernah mendengar slogan bahwa kita akan merasa satu apabila kita punya musuh yang sama, tapi apabila itu tidak ada. Maka kita akan mulai saling menyakiti satu sama lain dan mencari nilai kebenaran sendiri. apa kita sebagai suatu bangsa harus memulai konflik? agar rasa satu bangsa, satu nusa, dan satu bahasa itu tumbuh kembali?
Comments
trims to namada juga...,
karena sudah tidak ada yang menghargai kreatifitas orang lain. selain itu terlalu banyak batasan di negara ini yang sangat membatasi kreatifitas.
saat orang tidak bisa menghargai (bukannya mengerti atau paham) seni secara singkat orang itu sangat berpikir pendek.
dan terlalu banyak aksi SARA di negara ini yang berujung tidak adanya nasionalisme.... melain berubah menuju "penyatuan dan penyeragaman paham"
Pahlawan dari Aceh : Cut Tari
Pahlawan dari Bali : I Gusti Randa
Pahlawan dari Aceh lagi : Teuku Firmansyah.
Truz, apalagi ya...? *mikir2 dulu*
JINK: Pendapat yang bijak
Eko : Pahlawan Kegelapan Susana
made: bener, jangan bikin gebogan pake buah impor melulu..,
berarti klo nasionalisme NUL
konflik juga NUL
wah milih kagak konflik berarti kagak Nasionalisme
kok jadi binun?
Bang Kumis gak paham NASIONALISME...
Bang Kumis cuma ngerti NASI GORENG, NASI JINGGO ATAU NASI PECEL....
wakakak... :lol:
jd kalo ada musuh baru mau maju. :)
tulll gaaaakkkk???? hehehehehe
Wah saya suka banget dengan jawaban ponakannya om. Berati dia masih normal untuk anak seukurannya. Tapi misal kalo om bertanya pada orang yang cukup berumur [dewasa] trus jawabannya sama kek ponakannya om, nah itu yang patut di pertanyakan.
Trims